Skip to main content

Menyapih Khaira - Kasihku Sepanjang Masa

My big girl, Khaira!
Setelah drama demam Khaira, Alhamdulillah di hari Kamis,  15 November 2018, akhirnya Khaira sudah tidak demam. Dari hasil diagnosis dokter, Khaira hanya terkena common cold, karena tidak ada gejala lain selain batuk pilek. Selain itu, dari hasil tes dahak juga tidak ditemukan bakteri, sehingga tidak diresepkan obat apapun. Sore harinya saya lihat ada sedikit bercak merah di punggung, jadi saya menyimpulkan kemarin Khaira terkena Roseola jika melihat gejala demam tinggi selama beberapa hari yang diikuti bercak merah setelah demam turun. Saat itu, saya sudah tidak khawatir lagi karena beberapa jam kemudian  bercaknya mulai hilang.

Kembali ke persoalan menyapih. Seperti yang sudah saya duga sebelumnya, Khaira masih tetap nenen dengan frekuensi sangat sering. Akhirnya, hari Minggu, 18 November 2018 saya kembali melakukan proses menyapih. Jujur, saat itu saya merasa jahat sekali sama Khaira. Bagaimana tidak, secara tidak langsung saya memberikan harapan palsu kepadanya. Ibarat kata, setelah diputusin, diajak balikan sebentar, eh diputusin lagi. 

Proses kali ini lebih sulit dari proses sebelumnya. Kenapa? karena Khaira mulai tidak percaya kalau nenen nya sakit. Dia menyuruh saya melepas plester nya yang dengan berat hati tidak saya hiraukan. Saat itu, Khaira mulai juga menunjukkan fase yang belum pernah terjadi sebelumnya, temper tantrum. Khaira akan menangis kencang dan menjerit-jerit tidak hanya pada jam tidurnya, melainkan juga disaat ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman. Stress? sudah pasti. Tetapi saya paham, saat itu perasaan Khaira sedang kalut, dia marah, sedih dan kecewa. Dan saat itu, dengan tantrum lah dia menunjukkan perasaannya. 

Hampir dua minggu Khaira mengalami fase temper tantrum ini. Masa-masa yang benar-benar menguji kesabaran saya dan suami. Akan tetapi, kami berusaha tidak memarahi  atau menghukum Khaira karena kami tahu, hal itu akan memperburuk keadaan. Jadi yang kami lakukan ketika Khaira sudah mulai tantrum, kami akan alihkan perhatiannya, kalau tidak berhasil kami akan biarkan Khaira menangis sampai dia agak tenang dan bisa diajak berkomunikasi, kemudian kami akan menenangkannya dengan cara dipeluk atau digendong. 

Alhamdulillah, kejadian ini hanya berlangsung selama dua minggu. Dua minggu yang cukup melelahkan untuk kami bertiga. Sekarang, Khaira sudah lebih bisa mengontrol emosi nya dan sudah ikhlas untuk melepas nenen. Kadang-kadang masih suka pegang nenen, terus dipeluk. Setelah itu bilang, "Khaira big girl, nenen nya buat baby, hehe". 

Proses menyapih ini memang proses yang berat untuk kami, tetapi setelah proses menyapih, justru saya merasa bonding kami semakin kuat. Khaira lebih suka memeluk dan dipeluk, lebih sering bilang, "Sayang mama atau I love you, Mama". Saya juga lebih fokus ketika menemaninya tidur atau bermain. Selain itu, Khaira juga semakin dekat dengan ayahnya. Bonus lainnya, Khaira sekarang jadi lebih lahap makannya. 

Buat para ibu yang sedang dalam proses menyapih, semangat ya!


Comments

Popular posts from this blog

Moving to Sweden (Part 2)

Let's go! Setelah Residence Permit (RP) kami disetujui, tanpa kami sangka ada sedikit kabar yang membuat kami gamang untuk melanjutkan proses kepindahan kami ke Swedia. Ya, tiba-tiba kami mendapat kabar bahwa beasiswa suami tidak lagi meng- cover adanya Family Allowance (FA). Kami pun berhitung kembali, mengingat besaran FA ini sangat lumayan dalam menunjang biaya hidup di Stockholm yang terbilang mahal. Setelah bertanya sana - sini dan juga mencari referensi di dunia maya, akhirnya kami pun mencoba membuat perkiraan biaya hidup bulanan untuk kami bertiga dan persiapan dana apabila Living Allowance tidak cukup selama tinggal di sini. Setelah memutuskan untuk tetap berangkat, kami pun segera membuat daftar apa saja yang harus dilakukan untuk proses selanjutnya, diantaranya: 1. Menentukan tanggal keberangkatan Menentukan tanggal keberangkatan menjadi daftar pertama yang kami lakukan. Dengan mengetahui kapan harus berangkat akan mempermudah dalam mencari tiket pesawat dan

Bagaimana kabarmu hari ini?

Pagi ini, aku duduk ditemani segelas teh panas. Setelah semalaman mengalami migrain dan sampai pagi tadi belum kunjung hilang. Yang akhirnya membuat Khaira harus lebih pagi berangkat ke sekolah dan suamiku yang harus telat berangkat ke kantor. Pagi ini, aku mencoba jujur pada diriku sendiri. Menikmati apa yang aku rasakan saat ini. Menyadari bahwa kasih sayang-Nya dan orang-orang disekitarku begitu besar kepadaku. Dengan cara yang halus mengingatkan aku, betapa bersyukurnya aku saat ini. Dan itu membuatku lebih baik sekarang. Bagaimana kabarmu hari ini?

Moving to Sweden (Part 1)

Kungsträdgården, Stockholm Tak terasa 5 bulan sudah berlalu sejak kepindahan keluarga kami ke Stockholm,  kalo ditanya betah gak? Yaa di (betah) betahin lah ya, hohoho. Tentunya dengan sedikit banyak adaptasi yang di lakukan, salah satunya jadi rajin masak tiap hari, 😁, sesuatu yang amat jarang saya lakukan sewaktu di Jakarta. Alhamdulillah, tempat kami tinggal dekat dengan supermarket yang banyak menyediakan bahan makanan halal.  Kurang lebih setahun yang lalu dari hasil diskusi saya dan suami, suami memutuskan untuk lanjut studi master. Saat itu belum diputuskan akan lanjut ke negara mana, sampai pada akhirnya berdasarkan  hunting  jurusan pilihan jatuh ke Swedia.  Next,  kita coba  hunting  informasi bagaimana kuliah sambil membawa keluarga di Swedia, tetapi tidak banyak informasi yang kami dapat.   Lucky us,  sebelum berangkat kemarin, sekitar bulan April kami menghadiri acara  pre-departure  yang diselenggarakan oleh  Study in Sweden.  Dari situ kami bisa tanya-tanya denga